RSS

Kidung Rumekso Ing Wengi


Rumeksa Ing Wengi
Ana kidung rumekso ing wengi
Teguh hayu luputa ing lara
luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun
paneluhan tan ana wani
niwah panggawe ala
gunaning wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah ing mami
guna duduk pan sirno

Sakehing lara pan samya bali
Sakeh ngama pan sami mirunda
Welas asih pandulune
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning
Wong lemah miring
Myang pakiponing merak

Pagupakaning warak sakalir
Nadyan arca myang segara asat
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Pinayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku baginda Esis
Pangucapku ya Musa

Napasku nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup pamiryarsaningwang
Dawud suwaraku mangke
Nabi brahim nyawaku
Nabi Sleman kasekten mami
Nabi Yusuf rupeng wang
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Abubakar getih daging Ngumar singgih
Balung baginda ngusman

Sumsumingsun Patimah linuwih
Siti aminah bayuning angga
Ayup ing ususku mangke
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhamad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal


Terjemahan dalam bahasa indonesia:

Ada kidung rumekso ing wengi.
Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit.
Terbebas dari segala petaka.
Jin dan setanpun tidak mau.
Segala jenis sihir tidak berani.
Apalagi perbuatan jahat.
guna-guna tersingkir.
Api menjadi air.
Pencuripun menjauh dariku.
Segala bahaya akan lenyap.

Semua penyakit pulang ketempat asalnya.
Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih.
Semua senjata tidak mengena.
Bagaikan kapuk jatuh dibesi.
Segenap racun menjadi tawar.
Binatang buas menjadi jinak.
Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.

Kandangnya semua badak.
Meski batu dan laut mengering.
Pada akhirnya semua slamat.
Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat,dan
semua rasul dalam lindungan Tuhan.
Hatiku Adam dan otakku nabi Sis.
Ucapanku adalah nabi Musa.

Nafasku nabi Isa yang teramat mulia.
Nabi Yakub pendengaranku.
Nabi Daud menjadi suaraku.
Nabi Ibrahim sebagai nyawaku.
Nabi sulaiman menjadi kesaktianku.
Nabi Yusuf menjadi rupaku.
Nabi Idris menjadi rupaku.
Ali sebagai kulitku.
Abubakar darahku dan Umar dagingku.
Sedangkan Usman sebagai tulangku.

Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia.
Siti fatimah sebagai kekuatan badanku.
Nanti nabi Ayub ada didalam ususku.
Nabi Nuh didalam jantungku.
Nabi Yunus didalam otakku.
Mataku ialah Nabi Muhamad.
Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa.
Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.
Wallahu A'lam
" Sebagai perenungan bagi yang ingin memahami, keyakinan timbul dari hasil pelaksanaan "


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Makna dan Maksud Lir Ilir


Ini adalah Maksud dan Makna lir ilir yang pernah disuarakan EmHa Ainun Najib ( Cak Nun ) :
Lir…Ilir,
Lir…Ilir,
Tandhure wus sumilir,
tak ijo royo-royo,
tak sengguh temanten anyar


Menggeliatlah dari matimu (nglilir), tutur Sunan. Siumanlah dari pingsan berpuluh-puluh tahun. Bangkitlah dari nyenyak tidur panjangmu. Sungguh negeri ini adalah penggalan sorga. Sorga seolah pernah bocor dan mencipratkan kekayaan dan keindahannya. Dan cipratan keindahannya itu bernama Indonesia Raya

Kau bisa tanam benih kesejahteraan apa saja di atas kesuburan tanahnya yang tak terkirakan. Tak mungkin kau temukan makhluk Tuhanmu kelaparan di tengah hijau bumi kepulauan yang bergandeng-gandeng mesra ini. Bisa engkau selenggarakan dan rayakan pengantin-pengantin pembangunan lebih dari yang bisa dicapai oleh negeri-nergeri lain yang manapun

Tapi kita memang telah tak mensyukuri rahmat sepenggal sorga ini. Kita telah memboroskan anugerah Tuhan ini melalui cocok tanam ketidak-adilan dan panen-panen kerakusan.

Cah angon-cah angon,
penekno blimbing kuwi,
lunyu-lunyu penekna,
kanggo mbasuh dodo ira.


Cah angon, cah angon penekno blimbing kuwi
Sunan Ampel tidak menuliskan: "Ulama, Ulama", "Pak Jendral, Pak Jendral", "Intelektual, Intelektual" atau apapun lainnya, melainkan "Bocah Angon, Bocah Angon..." Beliau juga tidak menuturkan : "Penekno sawo kuwi", atau "Penekno pelem kuwi" atau buah apapun lainnya, melainkan "Penekno blimbing kuwi"

Blimbing itu bergigir lima. Terserah tafsirmu apa gerangan yang dimaksud dengan lima Yang jelas harus ada yang memanjat pohon yang licin ini, agar blimbing bisa kita capai bersama-sama

Dan yang memanjat harus "Cah Angon". Tentu saja ia boleh seorang doktor, boleh seorang seniman, boleh kiai, jendral, atau siapapun saja -- namun dimilikinya daya angon Kesanggupan untuk menggembalakan.
Karakter untuk merangkul dan mesra pada semua pihak. Yang dapat menciptakan kedamaian bersama. Pemancar kasih sayang yang dibutuhkan dan diterima oleh semua warna, semua golongan, semua kecenderungan

Bocah Angon adalah seorang calon pemimpin negeri di bumi pertiwi

Dodo tira…dodo tira,
kumitir bedhah ing pinggir,
dondomono, jlumetana…
kanggo seba mengko sore,
mumpung padhang rembulane,
mumpung jembar kalangane…


Kain atau dodot adalah lambang dari pakaian, pakaian sendiri adalah lambang dari rasa malu. Karena manusia bukanlah menjadi manusia kalau dia tanpa pakaian. Coba saja berjalanlah di pasar, mall atau bahkan dimanapun tanpa pakaian dan kau akan kehilangan harkatmu sebagai seorang manusia.

Rasa malu ini lah pula yang akan menyelamatkan kita pada saat seba atau bertemu dengan "raja". Seba adalah kata yang mewakili budaya jawa tentang pertemuan dimana seorang raja mengadakan open house di keraton nya.

Karena nya saat kita sebagai kawulo akan menghadap raja, perbaikilah dulu kain dodot kita itu agar kita tidak kehilangan muka di hadapannya. Dan jangan lah terlambat dalam memperbaiki kain ini, karena mumpung sedang terang bulan dan sedang luas/lapang.

dalam dimensi lain hal ini berarti sebelum menghadap (seba) Tuhan, sebaiknya nya lah kita mempersiapkan rasa malu kita, rasa malu melakukan hal2 yang dilarang Nya, rasa malu untuk melanggar apa yang telah diperintahkan dan rasa malu untuk berperilaku tidak seperti yang sudah dituntunkan Nya melalu Al Qur'an dan Rasul Nya.

Dan sebaiknya kain/pakaian dan rasa malu kita itu sudah mulai kita perbaiki dari sekarang, mumpung masih ada umur kita dan masih ada nafas kita.Jangan sampai kita terlambat dalam melakukan ini karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan akhir dari hidupnya...

Wallahu A'lam
Semoga terfahami dan terjalani

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tembang Lir Ilir

Lir…Ilir, Lir…Ilir = Bangunlah, bangunlah..
Tandhure wus sumilir = tanamannya telah bersemi
tak ijo royo-royo = Bagaikan warna hijau yang menyejukkan
tak sengguh temanten anyar = bagaikan sepasang pengantin baru
Cah angon-cah angon = Anak gembala, anak gembala
penekno blimbing kuwi = tolong panjatkan pohon belimbing itu
lunyu-lunyu penekna = Biarpun licin, tetaplah memanjatnya
kanggo mbasuh dodot iro = untuk mencuci kain dodot mu
Dodot iro…dodot iro = Kain dodotmu, kain dodotmu
kumitir bedhah ing pinggir = telah rusak dan robek di pinggirnya
dondomono, jlumetana… = Jahitlah, tisiklah..
kanggo seba mengko sore = untuk menghadap (Gustimu) nanti sore
mumpung padhang rembulane = Selagi rembulan masih purnama
mumpung jembar kalangane… = selagi tempat masih luas dan lapang
Yo surak…o, surak…iyo.. = Ya, bersoraklah, berteriak-lah IYA..


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SULUK GEDHONG


Mijil

Sesungguhnya tidaklah ada yang tahu
Bahwa umpamanya Ia bersemayam di gedung itu
Tapi diketahui_Nya ia yang tahu
Serta bagaimana segala mahluk berperilaku
Sungguh sebelum terjadi
Ia telah mengerti

Ketahuilah Sebelum segalanya terjadi
Ketika jagad kosong tanpa isi
Bahkan sebelum awang-uwung itu sendiri
Yang ada hanya Tuhan Sang Maha Widi
Hanya Ia pula yang mengetahui
Zat Maha luhur dan Suci

Maka dibikin oleh_Nya semua mahkluk ini
Agar ada yang mengenali
Diciptakannya jagat semesta
Dengan hanya satu sabda
Segalanya mengada seketika :
“Kun”

Sempurna tak ada kekurangan
Karena Tuhan yang menciptakan
Ia berkuasa karena Diri_Nya sendiri
Tanpa kesalahan sama sekali
Demikianlah tatkala semua terjadi
Bertahap menjadi dan menjadi

Maka bersabdalah Ia
Kenapa segenap alam yang dijadikan_Nya nyata
“Sungguh tak Kujadikan Jin dan manusia
Kecuali untuk satu:
Menyembah kepadaKu”

Menyembah untuk melihat
Dengan cara memandang yang khas
Menyembah seperti berkaca dalam cermin
Berjuang menemukan rupa yang hakiki
Karena yang diperlihatkan oleh kaca
Tidaklah sejati

Ketika engkau menyembah memuji
Tajamkan penglihatan
Kepada yang menggerakan sembahyang
Yakni Allah sejati
Kau sembah Ia dengan pasti
Tidak setengah hati

Menatap ini dan menatap itu
Sampai pula segala sesuatu
Tak ada yang kosong oleh_Nya
Ia meliputi dan memenuhi apa saja
Bahkan Zat_Nya tampak
Bagi setiap mata yang waspada

Lainnya tiada, kecuali yang terlihat
Apabila sudah arif makrifat
Namun jika rabun oleh segala rupa
Yang tampak itu hakiki disangkanya
Lantaran tak tahu ajaran yang benar
Bingung yang terlihat dan terdengar

Tak bingung kalau tahu yang sejati
Bagi yang ingin melihat_Nya
Sirnakan segala rupa
Yakni dinding yang menutupi batin mata
Kalau sudah tercapai ia
Itulah makrifat namanya

Menempuh jalan, mencari
Wajah_Nya yang kelihatan
Demikian engkau tahu menemukan Tuhan
Demikian engkau menempuh jalan
Yang sejak sediakala disediakan

Kalau dipandang tiada. Ia tiada
Maka jangan ragukan tempat_Nya
Kalau dipandang tiada, Ia tiada selamanya
Dari awal hingga akhir
Tak ada yang mengerti
Karena itulah dicari

Kalau dipandang ada, Ia ada, anakku
Hendaklah engkau waspada menatap_Nya
Lantaran tak ada lagi selain Ia
Tinggal bagai sepi
Satu wujud Abadi

Semoga terfahami dan Terjalani
Wallahu A'lam



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

“SLUKU-SLUKU BATHOK”

          

 Allah menetapkan peraturan-peratuan karena Allah lah yang paling mengenal manusia, sekaligus Allah tidak memiliki kepentingan atau pamrih. Karena itu, agama diterjemahkan antara lain, sebagai “peraturan-peraturan Ilahi yang mengantarkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat”.


         
          Para mubaligh tempo dulu era para wali sangat populer metode dakwah yang diterapkan melalui media kultural, seni dan budaya dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pemerthati masalah-masalah agama, sosial dan budaya. Salah satu contoh adalah tembang atau kekidungan sebagai berikut :


Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung montho
Mak jenthit lolo lobah
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Nek urip goleko dhuwit.


          Maksud tembang tersebut kurang lebih demikian
Sluku-sluku bathok, Bathoke ela-elo : berasal dari Bahasa Arab : Ghuslu-ghuslu bathnaka, artinya mandikanlah batinmu. Membersihkan batin dulu sebelum membersihkan badan atau raga. Sebab lebih mudah membersihkan badan dibandingkan membersihkan batin atau jiwa. Dalam lagu Indonesia Raya juga mendahulukan jiwa lebih dulu : Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya ...

         
Bathoke ela-elo : batine La Ilaha Illallah : maksudnya hatinya senantiasa berdzikir kepada Allah, diwaktu senang apalagi susah, dikala menerima nikmat maupun musibah, sebab setiap persitiwa yang dialami manusia, pasti mengandung hikmah.

         
Si Rama menyang Solo : Mandilah, bersucilah, kemudian kerjakanlah shalat. Allah menciptakan Jin dan manusia tidak lain adalah agar supaya menyembah, menghambakan diri kepada-Nya. Menyadari betapa besarnya anugerah dan jasa yang telah diperoleh manusia dan betapa bijaksana Allah dalam segala ketetapan dan pekerjaan-Nya. Kesadaran ini dapat mendorong seorang hamba untuk beribadah kepada Allah sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diterima. Manusia sendirilah yang akan memperoleh manfaat ibadah yang dilakukannya.

         
Oleh-oleh payung muntho : Lailaha Illalah hayyun mauta : dzikir pada Allah mumpung masih hidup, bertaubat sebelum datangnya maut. Manusia hidup di alam dunia tidak sekedar memburu kepentingan duniawi saja, tetapi harus seimbang dengan urusan-urusan ukhrowi. Kesadaran akan hidup yang kekal di akhirat, menumbuhkan semangat untuk mencari bekal yang diperlukan.

         
Mak jentit lolo lobah wong mati ora obah, nek obah medeni bocah, nek urip golekko dhuwit : Kalau sudah sampai saatnya, mati itu sak jenthitan selesai, habis itu tidak bergerak. Walau ketika hidup sebagai raja diraja, sugih bondo-bandhu, mukti wibawa, ketika mati tidak ada yang dibawa. Ketika masih hidup supaya berkarya, giat berusaha.

          Dakwah keagamaan dalam perkembangannya telah mengalami berbagai perubahan bentuk cara dan penekanan. Dahulu pemaparan ajaran agama dititik beratkan pada usaha mengaitkan ajaran-ajarannya dengan alam metafisika, dengn melalui permainan masa kanak-kanak, sehingga surga, neraka, nilai pahala dan beratnya siksaan mewarnai hampir setiap ajakan keagamaan.

          Tembang sluku-sluku bathok sekedar contoh bagaimana para mubaligh tempo dulu menyampaikan pesan-pesan ajaran agama yang dikemas sedemikian rupa sehingga terkesan di hati. Rupanya, kita masih harus banyak belajar memilih dan memilah materi dakwah. Kalau tidak, mungkin diam lebih bermanfaat dari pada bicara.

Wallahu A’lam
Cak Alie Bangkit

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dulur Papat Limo Pancer


 Kidung Sunan Kalijaga
 
Ana kidung akadang premati
Among tuwuh ing kuwasanira
Nganakaken saciptane
Kakang kawah puniku
Kang rumeksa ing awak mami
Anekakaken sedya
Pan kuwasanipun adhi ari-ari ika
Kang mayungi ing laku kuwasaneki
Anekaken pangarah


Ponang getih ing rahina wengi
Angrowangi Allah kang kuwasa
Andadekaken karsane
Puser kuwasanipun
Nguyu uyu sambawa mami
Nuruti ing panedha
Kuwasanireku
Jangkep kadang ingsun papat
Kalimane pancer wus dadi sawiji
Nunggal sawujudingwang

(Ada nyanyian tentang saudara kita yang merawat dengan hati-hati. Memelihara berdasarkan kekuasaannya. Apa yang dicipta terwujud. Ketuban itu menjaga badan saya. Menyampaikan kehendak dengan kuasanya. Adik ari-ari tersebut memayungi perilaku berdasar arahannya.

Darah siang malam membantu Allah Yang Kuasa. Mewujudkan kehendak-Nya. Pusar kekuasaannya memberi perhatian dengan kesungguhan untuk saya. Memenuhi permintaan saya. Maka, lengkaplah empat saudara itu. Kelimanya sebagai pusat sudah jadi satu. Manunggal dalam perwujudan saya saat ini)

Semoga terfahami
Wallahu A'lam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

rasa_LAPAR dalam ber_MUJAHADAH :


BISMILLAHIRROCHMAANIRROCHIIM
LAPAR  sebelum berMUJAHADAH :

                Telah  kita ketahui salah satu kegemaran Orang-orang Sholeh adalah berPUASA (perbanyak lapar/kurangi makan dan minum ), Atau biasa kita dengar Tembang  jawa –TOMBO ATI  {Obat Hati}Yang salah satunya adalah *Kudu Weteng Ingkang Luwe *{Perbanyak Puasa/Kurangi makan},Ini semua dimaksudkan :
1. mengurangi darah yang mengalir ke HATI sehinga nampak PUTIH dan BERCAHAYA – agar supaya Cermin hati menjadi BERSIH dan MENGKILAU.
2. Mencairkan Lemak yang ada di HATI karna disitulah Tempat KELEMBUTAN, dan kelembutan inilah yang menjadi kunci untuk menyingkap HIJAB. sebagaimana HATI yang KERAS yang menjadikan munculnya HIJAB, yang bisa membuat EGO kita TINGGI dan HAWA NAFSU menjadi SERAKAH serta dengan tidak sadar kita telah berbuat SYIRIK.


Untuk itu dalam perjalanan kita yang senantiasa berusaha mencapai TAUHID yakni mencapai keDEKATan yang akrab denngan ALLAH Swt, dengan menghidupkan kembali  mata hati ini dengan Cahaya Tauhid yang jauh  dari Kegelapan, Yang asal mulanya nampak kelam karena tidak pernah terbayangkan dalam pikiran kita yang diselimuti Kabut Kejahilan yang telah menutup mata hati kita. Akan tetapi kegelapan itu dapat dihilangkan melalui Kesadaran diri Bahwa KITA adalah JAHIL. Serta penyakit jahil ini dapat kita Kikis dengan selalu dan selalu Belajar dan Mengenal apa saja yang Wjib kita kenali secara pasti.

Salah satu pelajaran (ilmu pengetahuan) tentang Makna dibalik Rasa Lapar yang kadangkala kita sering melakukan tapi belum tahu kemana arah dan tujuan kita berlapar – lapar ini, Dengan mecoba mengetahui seperti apa yang telah diisyaratkanoleh Sabda baginda Rosul Saw kepada Aisya Ra,
Bersihkanlah (persempitlah) jalan-jalan setan dengan rasa lapar.
 Juga seperti hadits senada yang telah disebutkan dalam al-fatwa oleh Ibnu Taimiyah (25/245), Dari Nabi Saw : Beliau bersabda,
Sesunggunya setan mengalir dalam tubuh manusia Seperti mengalirnya darah di urat nadi, maka persempitlah aliranya dengan rasa lapar.”

Semoga dengan rasa lapar yang kita jalani bersama dapat menyingkap tabir kegelapan atau hijab yang menjadikan kita ingat dan sadar akan asal usul kita serta tempat tinggal kita yang hakiki, yaitu tempat dari mana kita datang dan kembali. Karna kita harus menyadari bahwa kita berasal dari tempat yang paling mulya dan paling tinggi yakni dari sisi Allah Swt. Maka dengan sadar akan hal itu, Diri kita akan tumbuh rasa rindu untuk kembali ketempat kita berasal. Dan semoga bila waktunya tiba, dengan seIzin Allah, Ruh yang suci dalam diri kita akan kembali dan ‘berpadu’ dengan Dia.Sehingga mata hati kita menjadi terang dan dapat melihat rahasia-rahasia Ketuhanan, Yakni Bashirah.
 Dan Dia (Allah) akan mengenali apa yang dilihatnya dengan Nur yang melekat pada sifat-sifat Allah Swt sendiri, kemudian barulah kita dilimpahi cahaya dan menjadi cahaya itu sendiri. Namun cahaya inipun masih juga dianggap hijab yang menutupi cahaya Zat Allah Swt. Tetapi bila kita telah sampai waktunya, cahaya itupun akan hilang dan bersinarlah Zat Allah Swt dan yang tinggal hanya Zat itu sendiri.
Sungguh mulya bila kita kembali bersanding  disisi-Nya seperti halnya orang-orang sholeh ( yang sesungguhnya dia tidaklah mati), dan benar-benar memeluk dan menganut ajaran Islam yang telah dibawah oleh junjungan kita nabi agung Muhammad Saw. “ Innaddiina ‘Indallahil Islam” *” Sesungguhnya AGAMA ( yang diridhoi ) yang berada disisi ALLAH adalah ISLAM ”.  
Akhirnya saya dapat punya pemahaman bahwa “ Dari islam kembali islam, Dari suci kembali suci “, dan semoga kita senatiasa berharap dan memohon kepada-Nya.... dangan kalimah
“LAAILAAHA ILLA  ANTA, SUBHAANAKA INNII KUNTU MINADHDHOLIMIIN... ,WABISMIKA ALLAHUMMAHDINASHSHIROOTHOKAL MUSTAQIIM SHIROOTHOLLAZDIINA  AN’AMTA ‘ALAIHIM MINANNABIYYIN WASHSHIDDIQIIN WASYSYUHADAA’  WASHSHOLICHIIN...  AMIIN  YA A MUJIIBASSAILIIN..




Wallahu A’lam
-Ihya’ ‘Ulumuddin oleh HUJJATUL ISLAM  ABU HAMID AL-GHOZALI (imam al-ghozali) dan 
-Pesan Syeikh ‘Abdul Qadir Al jilani yang diperolehnya melalui pangalaman Suluk ( perjalanan menuju Allah dalam pengalaman ruhani ) nya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tingkatan Dzikir ( DZIKRULLAH )


DZIKRULLAH

“ ... ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring.”              ( QS.an-Nisa’ : 103 )

Berdzikir adalah mengingat, Dzikrullah berarti mengingat diri kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak di sembah atas keMaha agungan dan keMaha sucian_Nya. Saat itu kita patuh atas segala perintah dan jauhi segala larangan_Nya, kemudian kita akan mencari jalan suci untuk tingkatkan Ma’rifat kita kepada_Nya.
Firman Allah ( QS. Al baqarah : 198 )

وا ذ كروه  كما هداكم                                                                                                                                       

“ ... dan berdzikirlah dengan menyebut nama Allah sebagaimana yang ditunjukkan kepadamu.”

               
                Maksud ayat  diatas, hendaknya kita ingat bahwa Allah Swt telah mengaruniakan peringkat kesadaran dan iman pada kita. Nabiyullah Muhammad pernah berkata; Dzikir yang paling baik adalah dzikir yang dilakukan oleh beliau dan oleh semua nabi sebelum beliau, yaitu “Laailaaha Illallah” 
.
Pembagian Dzikir

            Peringkat dzikirullah itu ada yang diucapkapkan atau lafadzkan dengan mengeraskan suara ada pula yang hanya dengan suara hati, namun sebagai pemula atau tingkat latihan sebaiknya gunakan cara lafadz atau mengeraskan suara.

            Setelah itu Dzikrullah akan merayap naik tingkat demi tingkat keseluruh diri kita hingga turun ke hati, ke ruh atau menjiwa, yang akhirnya masuk ke peringkat rahasia. Dari tingkat rahasia ini akan terus bergerak menuju tingkat paling rahasia, yaitu Rahasia dalam Rahasia ( sirr al-Asrar ). Namun semua tingkatan terletak pada Karunia dan izin Allah Swt, karna Dialah yang berhak menentukan_Nya.
            Dzikirullah yang hanya di lafadz kan oleh lisan, merupakan manifestasi dari hati agar tidak mudah melupakan Allah Swt. Bila Dzikir senyap (sunyi) atau dzikir hati merupakan pergerakan emosi atau perasaan, yaitu rasa tentang pendhohiran keagungan dan keindahan Allah Swt.

            Sedangkan dzikir ruh lahir melalui Nurullah ( Cahaya Allah ) yang dipancarkan oleh keagungan dan keindahan Allah Swt. Dzikir peringkat rahasia lahir melalui Dzawq yang dirasakan dari hasil melihat rahasia-rahasia Allah Swt. Dzikir peringkat rahasia bagi segala rahasia (sirr al-Asrar) akan membawa kita pada pengertian ayat ini :
         فى مقعد صدق عند مليك مقتدر

          “ Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang berkuasa.”

            Dzikir peringkat terakhir adalah dzikir Khafiy al-Akhfa’, yaitu yang paling dalam dan paling tersembunyi. Dzikir ini akan membawa kita ke peringkat perasaan fana’ atau lenyap diri dari perasaan dan berpadu dengan Allah Swt.

            Pada hakikatnya tidak seorang pun, kecuali Allah yang mengetahui keadaan seseorang yang telah memasuki peringkat itu, yang di dalamnya terkandung semua ilmu. Di situlah ujung atau penambat segala dan setiap seuatu.
Firman Allah Swt :
                                                                                                            يعلم السر واخفي

                “ Dia mengetahui yang rahasia dan yang lebih tersembunyi .” ( QS. Thaha:7 )

                Demikianlah peringkat-peringkat dzikir yang kami sebutkan disini, semuanya itu hanya merupakan pendekatan  agar kita dapat memahaminya. Namun hakikat Dzikir tidak dapat diketahui, kecuali dapat dirasakan saja.

Wallahu A’lam
Terulas dari kitab “ Sirr al-Asrar Fima Yahtaj Ilayh al-Abrar “,
As-Syekh Abu Muhammad Abdul Qadir al-jilani.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PUASA HARI PUTIH ( Yaumul Bayadh )


Bismillahirrochmaanirrochiim,
PUASA ( Nabi Adam ) HARI PUTIH ( Yaumul Bayadh )

Hari-hari Putih adalah sebutan Puasa TIGA HARI di bulan Hijriyah yakni pada tangal 13,14 dan 15, dan dikerjakan setiap bulanya. Dan ada sebuah riwayat dari Ibnu Abbas Ra berkata,” Rosulullah Saw tidak pernah meningalkan puasa pada hari putih, baik saat ada di rumah maupun saat bepergian”. Sungguh banyak sekali riwayat-riwayat mengenai anjuran puasa hari putih ini, beberapa diantarnya :

- Dari Hudzaifah Ra Nabi Saw Bersabda,”Barangsiapa berpuasa selama tiga hari pada hari tanggal 13,14 dan 15 dalam satu bulan, berarti ia berpuasa seumur hidup.”

- Dari Jarir Ra Nabi Saw Bersabda,”berpuasa  tiga hari yakni pada hari tanggal 13,14 dan 15 adalah sepadan dengan puasa seumur hidup.”

-  Dari Abu Hurairah Ra berkata,” Rosulullah Saw telah berpesan kepadaku dengan tiga perkara : Puasa tiga hari pada setiap bulanya, shalat witir sebelum tidur, dan shalat Dhuha.”

- Dari Ibnu Umar Ra, Nabi Saw Bersabda,”Barangsiapa berpuasa tiga hari setiap bulanya, mengerjakan shalat fajar dua rakaat, dan tidak pernah meninggalkan shalat witir, baik dalam keadaan bermukim maupun saat bepergian, maka dicatatkan baginya pahala mati Syahid.”

- Ali bin Abi thalib Ra, berkata : Suatu hari aku menemui Nabi Saw, menjelang senja. Saat itu beliau sedang berada dalam kamarnya. Aku mengucapkan salam kepadanya dan beliau menjawab salamku. Lalu beliau berkata,”Mendekatlah kemari , wahai Ali. Malaikat Jibril ada disini dan membacakan salam untukmu.” Aku berkata,: Alaika wa ‘Alaihis salam, Ya rasulullah.’ Beliau berkata lagi,” Mendekatlah kepadaku.” Akupun mendekat kepadanya. Kemudian beliau berkata,” Wahai Ali, Malaikat jibril berpesan kepadamu agar senatiasa berpuasa tiga hari pada setiap bulannya, maka akan dicatatkan bagimu untuk puasa pada hari pertama pahalanya sepadan dengan pahala puasa tig belas ribu tahun; untuk puasa pada hari kedua pahalanya sepadan dengan pahala puasa tiga puluh ribu tahun; dan puasa pada hari ketiga pahalanya sepadan dengan pahala puasa seratus ribu tahun.” Aku bertanya,” Wahai Rasulullah, pahala ini khusus untukku atau seluruh manusia?” Nabi Saw menjawab, Wahai Ali Allah Swt memberikan pahala ini kepadamu dan kepada orang-orang yang “melakukannya setelah kamu.” Aku bertanya lagi, “Ya Rasulullah,” kapan puasa tiga hari itu?” Nabi Saw,menjawab,”Ia adalah puasa pada hari putih, yakni pada hari ke-13,14 dan 15.”
Allah Swt telah membenarkan tantang haadits-hadits ini dalam firman-Nya,” Barangsiapa yang membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.”

Ada satu riwayat lagi dari ‘Antarah,dia bertanya kepada Ali,”Mengapa hari-hari itu dinamakan hari putih? Dan Ali Bin Abi Thalib menjawab,” Ketika Allah Swt memnurunkan Adam As dari syurga ke bumi, tubuh adam terbakar oleh sengatan matahari hingga tubuhnya menjadi hitam. Lalu Jibril menemuinya dan berkata,”Wahai Adam, apakah kamu senang bila tubuhmu menjadi putih kembali?’ Adam menjawab,’Ya, tentu aku senang!’ Jibril berkata,”Berpuasalah pada tanggal 13,14 dan 15 pada setiap bulannya,’Adam pun berpuasa seperti yanng dipesankan; pada hari pertama putihlah sepertiga tubuhnya, kemudian ia berpuasa pada hari kedua dan mendadak putih pula sepertiga bagian tubuhnya yang lain, dan ia berpuasa lagi pada hari ketiga hingga putih seluruh tubuhnya. Maka dinamakan ketiga hari itu dengan hari putih.”

        Sedangkan dalam riwayat panjang dari Dzarr bin Hubais bertanya kepada Ibnu Mas’ud Ra tentang hari putih, dan Ibnu Mas’ud memnjawab, “ aku pernah  menanyakan perihal ini pada Nabi Saw dan beliau menjawab,’ Ketika Adam berbuat maksiat dengan memakan buah yang dilarang, Allah Swt menurunkan wahyu kepadanya,’Hai Adam, enyalah dari sisi-Ku. Demi kemuliaan dan Kebesaran-Ku, tidak pantas orang yang maksiat kepada-Ku berada disisi-Ku. Adam pun diturunkan ke bumi dengan kondisi tubuh yang menghitam. Melihat keadaan itu para Malaikat menangis dan tersungkur seraya memohon kepada Allah Swt, ’Ya Allah, engkau telah menciptakan Adam dengan tangan-Mu, Engkau tempatkan ia di surga-Mu, Engkau perintahkan para Malaikat bersujud kepadanya;namun hanya karena satu dosa, Engkau mengubah tubuh Adam menjadi hitam!’ Maka Allah Swt mwahyukan kpada Adam.’ Wahai Adam, berpuasalah untuk-Ku hari ini,yakni hari ke 13!’ Adam pun berpuasa, dan berubahlah sepertiga tubuhnya menjadi putih.”(Riwayat ini kami potong, Adam  mendapat wahyu hingga puasa tanggal 15, dan Adam pun menjalankannya hingga tubuhnya menjadi putih seluruhnya), Karena kejadian inilah dinamakan HARI PUTIH.

Al-Quthby “ Orang arab menamakan ketiga hari inji hari putih karena ketiga hari ini bartepatan dengan diteranginya malamnya, akibat munculnya bulan Purnama.”


Sejarah Nabi Adam ini di pertegas juga dalam Al Qur’anul kariim Surat At taha Ayat 120



شجرة  هل ادلك علي  دم ا ىا قال ن لشىطا اليه س سو فو
ىبلي لا وملك 


*( Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya seraya berkata:”Hai Adam, maukah saya tunjukkan pohon keabadian) yaitu pohon yang barangsiapa  memakan buahnya akan hidup kekal            - ىبلي لا ملك و (dan kerajaan yang tidak akan binasa) yakni kerajaan yang kekal.*

Kerjakanlah semua karena Allah semata agar miliki jiwa yang bersih, semoga kita mendapatkan yang layak disisi_Nya. Amiin
Wallahu A’lam
           







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS