RSS

Ujian tersirat kasih sayang Tuhan

 Sabar, syukur dan jangan Ragu..!!
Di saat qt merasa tak berdaya..
lantas dihadirkan pula ujian didlmnya..
Hingga lbh mrasa seakan lumpuh tiada daya..
disitulah ksh sayang Tuhan pnuh pd Qt tersiratkan..

Hanya Sbr dan rasa syukur qt yg hrs ditimbulkan..
hingga Rahasia N hikmah Tuhan tercurahkn..
perlahan ptunjuk bakal teriringkan..
Ntuk capai kberhasilan ujian..

Pada derajat Mulya kelak disisi_Nya..
dan Hikma dunia yg tak disangka..
Hasil akan sesuai janji_Nya..
Seberapa besar mampu qt..
" jangan bersedih,, Tuhan bersama kita "
by: cak alie Bangkit

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hakikat Cahaya di atas cahaya ( 2 )


Hakikat Cahaya
Pada an-Nur ayat 35 - 38, Perlengkapan pada diri manusia diumpamakan dengan lubang yang tidak tembus dengan pelita dan kaca. Misykat adalah suatu lubang di dinding yang tidak tembus ke sebelahnya. Pelita sama dengan lampu, dan kaca adalah dinding yang menghimpun dan melingkupi pelita yang menerangi.
Perumpamaan ketiga komponen ini adalah perumpamaan dari manusia yang beriman, yang pada dirinya, terdapat jasadnya, hatinya dan cahaya yang ada di dalam hati. Jasad diumpamakan dengan misykat, hati diumpamakan dengan kaca dan cahaya diumpamakan dengan pelita yang ada dalam kaca.
“Allah cahaya langit dan bumi”
Yakni : Dia adalah pemberi petunjuk (cahaya) kepada langit dan bumi, di mana tiada petunjuk di langit dan di bumi tanpa cahaya-Nya. Selanjutnya Allah mengumpamakan petunjuk-Nya sebagai petunjuk bagi orang mukmin. Hidayah ditamsilkan dengan perumpamaan-perumpamaan, kebesaran dan kemuliaan hidayah-Nya menjadi jelas.
Jadi, misykat adalah jasad orang mukmin yang melingkupi hatinya, kaca ialah hati orang mukmin yang melingkupi cahaya hati yang merupakan petunjuk dari penunjuk bagi orang mukmin itu sendiri, sehingga dia mampu melihat hakikat segala sesuatu yang berjalan di atas hidayah dari Tuhannya dengan cahaya tersebut. Ini adalah Tahap Pertama dalam perumpamaan.
Tahap perumpamaan kedua ialah kaca yang melingkupi pelita atau hati yang melingkupi cahaya dan kebenderangan cahaya yang sangat cemerlang diumpamakan dengan bintang yang menerangi, di mana bintang itu diserupakan dengan mutiara, yang sangat cemerlang .
Tentang kaca dan semua pelitanya atau tentang hati dan cahayanya, seluruhnya diumpamakan dengan bintang yang mutiara (al-Kaukub ad-Durriy) sehingga pelita itu mampu bersinar. Demikian pula kacanya, ia bersinar dengan cemerlang dan putih bersih.
Perumpamaan Tahap Ketiga ialah pelita ada dalam kaca, dari mana dan dengan apa kaca itu dinyalakan? Dari mana cahaya itu didapati? Bagaimana kecahayaan (nuraniyah) mampu berlangsung? Dengan ungkapan lain, cahaya itu ada di dalam hati, dari mana hati itu memperoleh nuraniah? Bentuk pertolongan bagaimana yang yang diberikan kepada hati atau yang diperolehinya hingga ia bernuraniah? Apa yang menimbulkan cahaya rohani tersebut?
Allah SWT berfirman yang dinyalakan, maksudnya yang dinyalakan adalah pelita yang ada dalam kaca atau cahaya yang ada dalam hati orang mukmin dinyalakan, “dengan minyak yang dari pohon yang banyak berkatnya atau yang banyak manfaatnya. Iaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah baratnya”. Sedangkan Zaitun ialah syariat Allah.
Menurut Ibnu Kasir, kejernihan, sinar atau nuraniah yang ada dalam diri seorang mukmin diumpamakan seperti dinding kaca yang jernih lagi murni seperti permata, sedangkan al-Qurán dan syariát diumpamakan seperti minyak jernih, baik, bercahaya dan seimbang tanpa ada sedikit pun noda.
Perumpamaan tahap keempat pohon yang penuh berkah merupakan sumber dari cahaya hati, adalah syariat Allah yang penuh manfaat, yang merupakan sumber dari cahaya kalbu. Dari situlah kalbu mengambil cahaya. Berapa kadar besar minyaknya? Allah befirman:
“Yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api”
Minyak itu dinyatakan jernih dan bercahaya, kata an-Nasafi, kilaunya hampir-hampir bersinar tanpa ada api atau tanpa dinyalakan api. Kadar besar nuraniah syariat yang memberi cahaya pada hati? Dan betapa besar cahaya hati yang diperoleh dari pancaran cahaya syariat?
Allah berfirman: “Cahaya di atas cahaya
Ini adalah perumpamaan tahap kelima. Cahaya yang diumpamakan kebenaran itu, kata an-Nasafi, seperti yang bersatu yang berlapis-lapis yang mana di dalamnya terjadi interaksi antara (cahaya) misykat, pelita dan minyak. Sehingga tidak ada satupun yang tinggal untuk memperkuat benderangnya cahaya, dengan pelita yang ada di dalam tempat yang sempit menyerupai lubang yang tidak tembus, di mana ia mampu menghimpun dan memadukan seluruh cahaya. Hal ini berbeda seandainya di tempat yang luas, maka sinar cahayanya akan tersebar dan meliputi seluruh alam. Sedangkan (dinding) kaca memantulkan dan menambah penerangan, demikian juga dengan minyak dan kebenderangannya.
Menurut Ibnu Kasir’As-Saddi yang pernah berkata tentang firman Allah tersebut, cahaya di atas cahaya adalah cahaya api dan cahaya minyak bila bersatu akan memancarkan sinar, dan yang satu tidak akan memancarkan cahaya yang lain. Demikian pula cahaya al-Qurán dan cahaya iman bersatu padu.
“Allah membimbing kepada cahaya-Nya kepada siapa yang dia kehendaki dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Maksudnya Allah membimbing seorang hamba kepada Cahaya Nya sehingga Kalbu mereka  diliputi oleh CahayaNya kemudian Cahaya itu dipantulkan oleh Kolbu sehingga (seolah-olah) tubuhnya bercahaya.
Ayat berikutnya :
“Di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya.”
Jika masjid dalam diri kita (kolbu) dimuliakan dan selalu kita kumandangkan Nama Nya, maka insya Allah Cahaya di atas Cahaya akan terpancar dalam kalbu kita
Wallahu A’lam


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cahaya di atas Cahaya Iman ( 1 )


“Allah (memberi) cahaya (kepada) langit dan bumi (yakni dengan matahari dan bulan). Perumpamaan cahaya Allah(sifat cahaya Allah di dalam kalbu orang mukmin) adalah seperti Misykat (lubang yang tak tembus) yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (lampu didalamnya)dan kaca itu seakan-akan (cahaya yang terpancar darinya) bintang yang bercahaya seperti mutiara yang menyalakan dengan  minyak dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah baratnya(tetapi tumbuh diantara keduanyasehingga tidak terkena panas dan dingin yang dapat merusaknya) yang minyaknya saja hampir menerangi walaupun tidak disentuh api( karena jernihnya minyak itu). Cahaya (yang disebabkan) di atas cahaya (api dari pelita itu berlapis-lapis. Maka yang dimaksud cahaya Allah adalah petunjuk_Nya kepada orang mukmin, maksudnya adalah Cahaya di atas Cahaya Iman).
Allah membimbing kepada cahayanya, siapa yang Diakehendaki, dan Allah membuat (yakni menjelaskan ) perumpamaan-perumpamaan bagi manusia (supaya dapat dicerna, agar mereka mengambil pemahaman darinya sehingga mereka mau beriman).dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu ( anatara lain membuat perumpamaan-perumpamaan ini ).
Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan pada waktu petang, lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah dan dari mendirikan sholat dan dari membayar zakat. Mereka takut pada suatu hari (yang dihari itu) menjadi goncang (yakni panik) Hati dan penglihatan (karena merasa khawatir apakah dirinya selamat atau binasa) dengan harapan supaya Allah memberikan balasan kepada mereka dengan balasan  yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan, dan supaya Allah menambahkan kurnianya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki pada siapa yang dikehendakinya tanpa batas.” (An-Nur: 35-38)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

INDAHNYA LAPAR


INDAHNYA LAPAR
Terangi hatimu dengan lapar..
Perangi nafsumu dengan  lapar..
Ketuklah pintu syurga dengan lapar..
Berjihadlah di jalan_nya dengan lapar..

Makan dan minummu tak terbatas..
Pintu - pintu syetan pun kan jadi luas..
Ibadah dhohir bathinmu  jadikan malas..
Miskin amal sholeh pun kan jadikan balas..

Panjangkan lapar dan fikirmu..
Derajat terbaik disisi_Nya kan berlaku..
Sedikit tidur, sedikit bicara, dan sedikit makan..
Bukti ketaatan dan riyadhohmu pada penguasa alam..


By : Cak Alie Bangkit 08022012

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SINAR BULAN dan HATI


SINAR BULAN dan HATI

Bulan begitu terang karna puncaknya..
Namun tak kan selalu dapat menerangi karna taqdirnya..
Terangnya pun kan pudar pada saatnya..
Karna mentarilah sumber asalnya..

Begitu juga terkadang manusia adanya..
Hatinya senantiasa berubah karna penjagaannya..
Mentari selalu bersinar walaupun ada penghalangnya..
Insan yang menjagapun kan senantiasa bersinar hatinya..
Karna Ilahy sumber Nur (cahaya) yang kekal abadi nyatanya..
By Cak Alie Bangkit

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Doa Anak Sholeh


Doa Anak Sholeh
Doa artinya memohon,memohon artinya meminta,meminta artinya butuh.Kita benar-benar  faqir & hina dihadapan_NYA, "Wahai manusia kamulah yg memerlukan ALLAH,Dialah ALLAH Maha Kaya lagi Maha Terpuji"(QS 35:15).Dia sangat senang dengan rengekan hamba_Nya dalam berdoa.Semua boleh hancur & hilang,asal HARAPAN kepada ALLAH tdk boleh hancur & hilang. Mari berdo’a sepenuh harapan,sungguh tidak ada yang mustahil bagi_NYA.

Dalam Haits Qudsy Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasul SAW bersabda  “ Sesungguhnya Allah Swt benar-benar akan mengangkat derajat hamba yang shaleh di syurga, sehingga hamba tadi bertanya,  Wahai Rabb, bagaimana aku bisa meraih derajat seperti ini?’ Allah menjawab,’Karena istighfar (permohonan ampun) anakmu untukmu.” ( HR Ahmad ).

Semoga dengan hadits ini kita senanta sadar untuk selalu mendoakan orang tua kita, agar menjadi anak yang shalih. Amiin...

Wallahu A’lam ...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kidung Rumekso Ing Wengi


Rumeksa Ing Wengi
Ana kidung rumekso ing wengi
Teguh hayu luputa ing lara
luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun
paneluhan tan ana wani
niwah panggawe ala
gunaning wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah ing mami
guna duduk pan sirno

Sakehing lara pan samya bali
Sakeh ngama pan sami mirunda
Welas asih pandulune
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning
Wong lemah miring
Myang pakiponing merak

Pagupakaning warak sakalir
Nadyan arca myang segara asat
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Pinayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku baginda Esis
Pangucapku ya Musa

Napasku nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup pamiryarsaningwang
Dawud suwaraku mangke
Nabi brahim nyawaku
Nabi Sleman kasekten mami
Nabi Yusuf rupeng wang
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Abubakar getih daging Ngumar singgih
Balung baginda ngusman

Sumsumingsun Patimah linuwih
Siti aminah bayuning angga
Ayup ing ususku mangke
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhamad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal


Terjemahan dalam bahasa indonesia:

Ada kidung rumekso ing wengi.
Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit.
Terbebas dari segala petaka.
Jin dan setanpun tidak mau.
Segala jenis sihir tidak berani.
Apalagi perbuatan jahat.
guna-guna tersingkir.
Api menjadi air.
Pencuripun menjauh dariku.
Segala bahaya akan lenyap.

Semua penyakit pulang ketempat asalnya.
Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih.
Semua senjata tidak mengena.
Bagaikan kapuk jatuh dibesi.
Segenap racun menjadi tawar.
Binatang buas menjadi jinak.
Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.

Kandangnya semua badak.
Meski batu dan laut mengering.
Pada akhirnya semua slamat.
Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat,dan
semua rasul dalam lindungan Tuhan.
Hatiku Adam dan otakku nabi Sis.
Ucapanku adalah nabi Musa.

Nafasku nabi Isa yang teramat mulia.
Nabi Yakub pendengaranku.
Nabi Daud menjadi suaraku.
Nabi Ibrahim sebagai nyawaku.
Nabi sulaiman menjadi kesaktianku.
Nabi Yusuf menjadi rupaku.
Nabi Idris menjadi rupaku.
Ali sebagai kulitku.
Abubakar darahku dan Umar dagingku.
Sedangkan Usman sebagai tulangku.

Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia.
Siti fatimah sebagai kekuatan badanku.
Nanti nabi Ayub ada didalam ususku.
Nabi Nuh didalam jantungku.
Nabi Yunus didalam otakku.
Mataku ialah Nabi Muhamad.
Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa.
Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.
Wallahu A'lam
" Sebagai perenungan bagi yang ingin memahami, keyakinan timbul dari hasil pelaksanaan "


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Makna dan Maksud Lir Ilir


Ini adalah Maksud dan Makna lir ilir yang pernah disuarakan EmHa Ainun Najib ( Cak Nun ) :
Lir…Ilir,
Lir…Ilir,
Tandhure wus sumilir,
tak ijo royo-royo,
tak sengguh temanten anyar


Menggeliatlah dari matimu (nglilir), tutur Sunan. Siumanlah dari pingsan berpuluh-puluh tahun. Bangkitlah dari nyenyak tidur panjangmu. Sungguh negeri ini adalah penggalan sorga. Sorga seolah pernah bocor dan mencipratkan kekayaan dan keindahannya. Dan cipratan keindahannya itu bernama Indonesia Raya

Kau bisa tanam benih kesejahteraan apa saja di atas kesuburan tanahnya yang tak terkirakan. Tak mungkin kau temukan makhluk Tuhanmu kelaparan di tengah hijau bumi kepulauan yang bergandeng-gandeng mesra ini. Bisa engkau selenggarakan dan rayakan pengantin-pengantin pembangunan lebih dari yang bisa dicapai oleh negeri-nergeri lain yang manapun

Tapi kita memang telah tak mensyukuri rahmat sepenggal sorga ini. Kita telah memboroskan anugerah Tuhan ini melalui cocok tanam ketidak-adilan dan panen-panen kerakusan.

Cah angon-cah angon,
penekno blimbing kuwi,
lunyu-lunyu penekna,
kanggo mbasuh dodo ira.


Cah angon, cah angon penekno blimbing kuwi
Sunan Ampel tidak menuliskan: "Ulama, Ulama", "Pak Jendral, Pak Jendral", "Intelektual, Intelektual" atau apapun lainnya, melainkan "Bocah Angon, Bocah Angon..." Beliau juga tidak menuturkan : "Penekno sawo kuwi", atau "Penekno pelem kuwi" atau buah apapun lainnya, melainkan "Penekno blimbing kuwi"

Blimbing itu bergigir lima. Terserah tafsirmu apa gerangan yang dimaksud dengan lima Yang jelas harus ada yang memanjat pohon yang licin ini, agar blimbing bisa kita capai bersama-sama

Dan yang memanjat harus "Cah Angon". Tentu saja ia boleh seorang doktor, boleh seorang seniman, boleh kiai, jendral, atau siapapun saja -- namun dimilikinya daya angon Kesanggupan untuk menggembalakan.
Karakter untuk merangkul dan mesra pada semua pihak. Yang dapat menciptakan kedamaian bersama. Pemancar kasih sayang yang dibutuhkan dan diterima oleh semua warna, semua golongan, semua kecenderungan

Bocah Angon adalah seorang calon pemimpin negeri di bumi pertiwi

Dodo tira…dodo tira,
kumitir bedhah ing pinggir,
dondomono, jlumetana…
kanggo seba mengko sore,
mumpung padhang rembulane,
mumpung jembar kalangane…


Kain atau dodot adalah lambang dari pakaian, pakaian sendiri adalah lambang dari rasa malu. Karena manusia bukanlah menjadi manusia kalau dia tanpa pakaian. Coba saja berjalanlah di pasar, mall atau bahkan dimanapun tanpa pakaian dan kau akan kehilangan harkatmu sebagai seorang manusia.

Rasa malu ini lah pula yang akan menyelamatkan kita pada saat seba atau bertemu dengan "raja". Seba adalah kata yang mewakili budaya jawa tentang pertemuan dimana seorang raja mengadakan open house di keraton nya.

Karena nya saat kita sebagai kawulo akan menghadap raja, perbaikilah dulu kain dodot kita itu agar kita tidak kehilangan muka di hadapannya. Dan jangan lah terlambat dalam memperbaiki kain ini, karena mumpung sedang terang bulan dan sedang luas/lapang.

dalam dimensi lain hal ini berarti sebelum menghadap (seba) Tuhan, sebaiknya nya lah kita mempersiapkan rasa malu kita, rasa malu melakukan hal2 yang dilarang Nya, rasa malu untuk melanggar apa yang telah diperintahkan dan rasa malu untuk berperilaku tidak seperti yang sudah dituntunkan Nya melalu Al Qur'an dan Rasul Nya.

Dan sebaiknya kain/pakaian dan rasa malu kita itu sudah mulai kita perbaiki dari sekarang, mumpung masih ada umur kita dan masih ada nafas kita.Jangan sampai kita terlambat dalam melakukan ini karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan akhir dari hidupnya...

Wallahu A'lam
Semoga terfahami dan terjalani

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tembang Lir Ilir

Lir…Ilir, Lir…Ilir = Bangunlah, bangunlah..
Tandhure wus sumilir = tanamannya telah bersemi
tak ijo royo-royo = Bagaikan warna hijau yang menyejukkan
tak sengguh temanten anyar = bagaikan sepasang pengantin baru
Cah angon-cah angon = Anak gembala, anak gembala
penekno blimbing kuwi = tolong panjatkan pohon belimbing itu
lunyu-lunyu penekna = Biarpun licin, tetaplah memanjatnya
kanggo mbasuh dodot iro = untuk mencuci kain dodot mu
Dodot iro…dodot iro = Kain dodotmu, kain dodotmu
kumitir bedhah ing pinggir = telah rusak dan robek di pinggirnya
dondomono, jlumetana… = Jahitlah, tisiklah..
kanggo seba mengko sore = untuk menghadap (Gustimu) nanti sore
mumpung padhang rembulane = Selagi rembulan masih purnama
mumpung jembar kalangane… = selagi tempat masih luas dan lapang
Yo surak…o, surak…iyo.. = Ya, bersoraklah, berteriak-lah IYA..


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SULUK GEDHONG


Mijil

Sesungguhnya tidaklah ada yang tahu
Bahwa umpamanya Ia bersemayam di gedung itu
Tapi diketahui_Nya ia yang tahu
Serta bagaimana segala mahluk berperilaku
Sungguh sebelum terjadi
Ia telah mengerti

Ketahuilah Sebelum segalanya terjadi
Ketika jagad kosong tanpa isi
Bahkan sebelum awang-uwung itu sendiri
Yang ada hanya Tuhan Sang Maha Widi
Hanya Ia pula yang mengetahui
Zat Maha luhur dan Suci

Maka dibikin oleh_Nya semua mahkluk ini
Agar ada yang mengenali
Diciptakannya jagat semesta
Dengan hanya satu sabda
Segalanya mengada seketika :
“Kun”

Sempurna tak ada kekurangan
Karena Tuhan yang menciptakan
Ia berkuasa karena Diri_Nya sendiri
Tanpa kesalahan sama sekali
Demikianlah tatkala semua terjadi
Bertahap menjadi dan menjadi

Maka bersabdalah Ia
Kenapa segenap alam yang dijadikan_Nya nyata
“Sungguh tak Kujadikan Jin dan manusia
Kecuali untuk satu:
Menyembah kepadaKu”

Menyembah untuk melihat
Dengan cara memandang yang khas
Menyembah seperti berkaca dalam cermin
Berjuang menemukan rupa yang hakiki
Karena yang diperlihatkan oleh kaca
Tidaklah sejati

Ketika engkau menyembah memuji
Tajamkan penglihatan
Kepada yang menggerakan sembahyang
Yakni Allah sejati
Kau sembah Ia dengan pasti
Tidak setengah hati

Menatap ini dan menatap itu
Sampai pula segala sesuatu
Tak ada yang kosong oleh_Nya
Ia meliputi dan memenuhi apa saja
Bahkan Zat_Nya tampak
Bagi setiap mata yang waspada

Lainnya tiada, kecuali yang terlihat
Apabila sudah arif makrifat
Namun jika rabun oleh segala rupa
Yang tampak itu hakiki disangkanya
Lantaran tak tahu ajaran yang benar
Bingung yang terlihat dan terdengar

Tak bingung kalau tahu yang sejati
Bagi yang ingin melihat_Nya
Sirnakan segala rupa
Yakni dinding yang menutupi batin mata
Kalau sudah tercapai ia
Itulah makrifat namanya

Menempuh jalan, mencari
Wajah_Nya yang kelihatan
Demikian engkau tahu menemukan Tuhan
Demikian engkau menempuh jalan
Yang sejak sediakala disediakan

Kalau dipandang tiada. Ia tiada
Maka jangan ragukan tempat_Nya
Kalau dipandang tiada, Ia tiada selamanya
Dari awal hingga akhir
Tak ada yang mengerti
Karena itulah dicari

Kalau dipandang ada, Ia ada, anakku
Hendaklah engkau waspada menatap_Nya
Lantaran tak ada lagi selain Ia
Tinggal bagai sepi
Satu wujud Abadi

Semoga terfahami dan Terjalani
Wallahu A'lam



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

“SLUKU-SLUKU BATHOK”

          

 Allah menetapkan peraturan-peratuan karena Allah lah yang paling mengenal manusia, sekaligus Allah tidak memiliki kepentingan atau pamrih. Karena itu, agama diterjemahkan antara lain, sebagai “peraturan-peraturan Ilahi yang mengantarkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat”.


         
          Para mubaligh tempo dulu era para wali sangat populer metode dakwah yang diterapkan melalui media kultural, seni dan budaya dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pemerthati masalah-masalah agama, sosial dan budaya. Salah satu contoh adalah tembang atau kekidungan sebagai berikut :


Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung montho
Mak jenthit lolo lobah
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Nek urip goleko dhuwit.


          Maksud tembang tersebut kurang lebih demikian
Sluku-sluku bathok, Bathoke ela-elo : berasal dari Bahasa Arab : Ghuslu-ghuslu bathnaka, artinya mandikanlah batinmu. Membersihkan batin dulu sebelum membersihkan badan atau raga. Sebab lebih mudah membersihkan badan dibandingkan membersihkan batin atau jiwa. Dalam lagu Indonesia Raya juga mendahulukan jiwa lebih dulu : Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya ...

         
Bathoke ela-elo : batine La Ilaha Illallah : maksudnya hatinya senantiasa berdzikir kepada Allah, diwaktu senang apalagi susah, dikala menerima nikmat maupun musibah, sebab setiap persitiwa yang dialami manusia, pasti mengandung hikmah.

         
Si Rama menyang Solo : Mandilah, bersucilah, kemudian kerjakanlah shalat. Allah menciptakan Jin dan manusia tidak lain adalah agar supaya menyembah, menghambakan diri kepada-Nya. Menyadari betapa besarnya anugerah dan jasa yang telah diperoleh manusia dan betapa bijaksana Allah dalam segala ketetapan dan pekerjaan-Nya. Kesadaran ini dapat mendorong seorang hamba untuk beribadah kepada Allah sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diterima. Manusia sendirilah yang akan memperoleh manfaat ibadah yang dilakukannya.

         
Oleh-oleh payung muntho : Lailaha Illalah hayyun mauta : dzikir pada Allah mumpung masih hidup, bertaubat sebelum datangnya maut. Manusia hidup di alam dunia tidak sekedar memburu kepentingan duniawi saja, tetapi harus seimbang dengan urusan-urusan ukhrowi. Kesadaran akan hidup yang kekal di akhirat, menumbuhkan semangat untuk mencari bekal yang diperlukan.

         
Mak jentit lolo lobah wong mati ora obah, nek obah medeni bocah, nek urip golekko dhuwit : Kalau sudah sampai saatnya, mati itu sak jenthitan selesai, habis itu tidak bergerak. Walau ketika hidup sebagai raja diraja, sugih bondo-bandhu, mukti wibawa, ketika mati tidak ada yang dibawa. Ketika masih hidup supaya berkarya, giat berusaha.

          Dakwah keagamaan dalam perkembangannya telah mengalami berbagai perubahan bentuk cara dan penekanan. Dahulu pemaparan ajaran agama dititik beratkan pada usaha mengaitkan ajaran-ajarannya dengan alam metafisika, dengn melalui permainan masa kanak-kanak, sehingga surga, neraka, nilai pahala dan beratnya siksaan mewarnai hampir setiap ajakan keagamaan.

          Tembang sluku-sluku bathok sekedar contoh bagaimana para mubaligh tempo dulu menyampaikan pesan-pesan ajaran agama yang dikemas sedemikian rupa sehingga terkesan di hati. Rupanya, kita masih harus banyak belajar memilih dan memilah materi dakwah. Kalau tidak, mungkin diam lebih bermanfaat dari pada bicara.

Wallahu A’lam
Cak Alie Bangkit

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS