RSS

Waspada dalam keputusan menuju al-Haqq

Waspada dalam keputusan menuju al-Haqq

“Sungguh Mengherankan, orang yang lari dari apa yang dia tidak bisa terlepas darinya dan malah mencari apa yang tidak kekal baginya.”
“ Sesungguhnya mata kepala itu tidak buta, tetapi yang buta adalah mata hati yang ada didalam dada”. ( QS. 22:46 )
Hampir kita semua tahu, Bahwa apa saja yang kita peroleh, alami, dan inginkan serta apapun yang kita miliki di dunia ini adalah Fana’ ( tidak kekal ) adanya dan pasti akan lenyap. Kecuali perkara tertentu yang berhubungan dengan amal perbuatan yang senantiasa di dalam garis Ridho_Nya.
Bagi orang-orang yang mempunyai ketajaman spiritual, hanya akan mencari sesuatu yang kekal dan selalu ada, yakni Allah AzzaWajalla. Namun karena mata yang buta keduniaan dan mata hati yang masih tertutup lumpur-lumpur kefana’an, maka pandangan mata bathin untuk bertajalli atau berjumpa dengan rabb masih terhalang  
Kalau kita ingat salah satu firman_Nya “ Kullu Mauluudin Yuuladu ‘Alal Fithrah “ Bahwa [setiap bayi ( anak ) itu terlahir dalam keadaan suci ]”. Disinilah kita harus merenungi kenapa mata hati kita yang dulu tercipta dengan bersih (suci ), namun kini bisa menjadi gelap akan pandangan keilahian ( menuju jalan Allah ). Saat kita terlahirkan di ibaratkan air bening dalam bejana yang hadir dan bertempat pada sekeliling yang penuh gemerlap warna –warni sinar dan debu kefanaan, hingga airpun dapat menjadi keruh dan warna-warni karena bejana yang tak tertutup rapat.
Itulah pola kehidupan yang kita alami di dunia ini, saat kita tak dapat menjaga diri dalam segala prilaku amal yang bersumber dari hati kita yang bersih dari hal-hal keduniaan ( kefana’an ) dan sekeliling yang penuh warna kehidupan maka gelapnya hati dan noda-noda kehidupan akan menyelimuti dan menjadikan tertutupnya hijab ( penghalang ) kita pada Sang Maha Kekal.
Untuk itu coba mari kita fahami sedikit pesan bijak dari Syekh imam ibnu Athao’illah as-Sukandari dan Firman Alllah serta Hadits riwayat Bukhori dibawah ini:
“ Janganlah engkau pergi dari alam ke alam, sehingga engkau menjadi seperti keledai penggilingan; tempat yang ia tuju adalah tempat ia beranjak. Akan tetapi, pergilah dari alam-alam menuju Sang pencipta alam”
“ Dan kepada Tuhanmulah kesudahan ( segala sesuatu ).” ( QS. 53:42 )
“ Barang siapa berhijrah kepada Allah dan Rasul_Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul_nya. Sedangkan barang siapa yang berhijrah karena dunia yang ingin diraihnya, atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dia inginkan. (HR.Bukhori)
Disinilah kita dapat fahami, bahwa siapapun kita dan apa yang kita alami tergantung pada niat, amal, teman, seluruh potensi dan kesungguhan hati kita. Jika tujuan dan keinginan kita yang sesungguhnya adalah pengetahuan al-Haqq ( keMaha benaran_Nya ), maka perjalanan kita akan menyingkap tabir-tabir dan menghilangkan rintangan-rintangan sampai kita tiba ke sumber dan asalnya. Rahmat Allah senantiasa mencerminkan tingkat kemurnian dan keteguhan hati kita dalam berniat dan bertindak ( ambil keputusan ).



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar